Latest Stories

PENDAHULUAN
  Farmakognosi berasal dari bahasa latin dan pertama kali digunakan oleh C. A. Seydler di dalam disertasinya yang berjudul Analekta Pharmakognostica pada tahun 1815. “Pharmacon” berarti obat dan “gnosis” adalah pengetahuan. Jadi secara harfiah berarti ilmu pengetahuan tentang obat – obatan.
Didalam sejarah perkembangannya, farmakognosi sejak dahulu adalah merupakan bahagian dari apa yang disebut seni dan ilmu kedokteran, yaitu sejak manusia mengenal cara penyembuhan terhadap sesuatu penyakit. Dengan sendirinya farmakognosi ini juga merupakan hasil perkembangan dari cara pengobatan pada peradaban kuno, bahkan dari penyembuhan secara misterius yang dilakukan oleh dukun – dukun. Berkembang dari suatu abad dimana obat-obat digunakan secara empiris menjadi suatu pengetahuan tentang obat-obatan yang digunakan secara spesifik dan therapeutis,sehingga menjadi salah satu pengetahuan yang terpenting diantara pengetahuan – pengetahuan pokok pada pendidikan farmasi. Farmakognosi mempelajari tentang bahan-bahan farmasetis yang berasal dari makhluk hidup, meliputi dimana terdapatnya di alam, biosintesanya, identifikasinya dan penentuan kadar secara kuantitatif didalam bahan alam darimana bahan tersebut berasal, juga cara isolasinya, struktur kimianya, sifat-sifat fisis dan kimianyadan juga penggunaan dan cara kerjanya. Pengetahuan ini dikenal sebagai fitokimia.

Dalam farmakognosi juga termasuk cara-cara penanaman, seleksi pengumpulan, produksi,pengawetan,penyimpanan dan perdagangan dari bahan obat yang berasal dari makhluk hidup dan mineral.


Pengertian Resin
Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis, resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi, resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat, alkoholresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan angus. Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan jalan addisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin.sifatny tidak larut dalam air, sebagian larut dalam alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, dan lain-lain. Apabila resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam zat padat yang getas dan amorf, yang kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol dan pelarut organic lainnya.
Isi dari resin pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Asam-asam resinat
Terdiri dari : asam-asam oksi yang banyak jenisnya yang biasanya mempunyai sifat gabungan dari asam-asam karboksilat dan fenol-fenol. Asam-asam ini terdapat dalam keadaan bebas ataupun terikat sebagai ester-ester. Pada umumnya asam-asam ini larut didalam larutan alkali, membentuk larutan seperti sabun ataupun suspensi koloidal. Garam-garam logamnya dikenal sebagai resinat, beberapa diantaranya banyak digunakan dalam pembuatan sabun yang murah dan vernis.
Contohnya :
  • Asam abietat didalam colophonium
  • Asam kapolvat dan oksikapolvat didalam Balsamum copoive
  • Asam guaiakonat didalam Guajac
  • Asam pimarat (Pimarinat) didalam Burgundy Pitch (Picea excelsa)
  • Asam komniforat didalam Myrrha.
2. Alkohol-alkohol resinat
Terdiri dari : Alkohol-alkohol kompleks yang mempunyai BM yang tinggi, yang disebut resinotannol (Tsirch yang menamakannya) sebagai hasil polimerisasi dari alkohol damar resinol, yang dengan garam-garam ferri akan memberikan reaksi seperti tannin. Alkohol-alkohol resinat terdapat dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester dengan asam-asam aromatis (asam benzoat, asam salisilat, asam sinnamat, asam umbellat).
Resinotannol yang sudah dapat diisolir adalah :
  • Aloeresinotannol dari aloe
  • Ammoresinotannol dan galbaresinotannol dari Ammoniacum.
  • Peruresinotannol dari Balsamum peruvianum
  • Siaresinotannol dan sinnaresinotannol dari Benzoin.
  • Toluresinotannol dari Balsamum tolutanum.
Beberapa resinal, misalnya :
  • Benzoresinol dari benzo
  • Storesinol daro styrax
  • Guaiaresinol dari Gurjun balsem
3. Resene-resene
Resene adalah zat-zat yang komplek yang tidak mempunyai sifat-sifat kimiawi yang khas. Resene tidak membentuk garam atau ester, tidak larut dalam larutan alkali dan tidak terhidrolisis dengan alkali.
Contohnya :
  • Alban dan fluavil dari Gutta perch
  • Kopalrsene dari Copal
  • Dammarresene dari dammar drakoresene dari Sanguis draconis.
  • Olibanoresene dari Olibanum
Beberapa jenis resin yang digunakan dalam lapangan farmasi seperti coloponium, mastik, podophyllum dan sebagainya yang disebut sebagai resin farmaseutis.
Resin-resin farmaseutis ini dapat diperoleh dengan cara :
  1. Ekstraksi simplisia dengan alkohol, diendapkan dengan air. Contohnya resin dari Jalapa ipomoea dan podophyllum.
  2. Memisahkan minyak menguapnya dengan cara penyulingan. Contohnya : colophonium dari terpentin dan resin dari copaiva dari Balsamum copaive.
  3. Dengan memanasi bagian dari tanaman yang mengandung resin. Contohnya : Guaiac resin.
  4. Dengan mengumpulkan hasil eksudat dari tanaman. Contohnya : Oleoresin yang kemudian diuapkan, dengan cara ini diperoleh mastiks.
  5. Dengan mengumpulkan resin-resin fosil, seperti copal dsb.
B. Sifat-sifat resin
Secara fisika:
1. Keras
2. Transparan
3. Plastis
4. Lembek/ leleh
Secara kimia, campuran dari:
1. Asam-asam resinat
2. Alkohol rersinat
3. Resino tannol
4. Ester-ester
5. Resen-resen
6. Bebas Zat lemak
7. Sedikit mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon
B. Beberapa jenis damar (resin)
Pembagian resin didasarkan atas isinya :
  • Damar sesungguhnya (resin) adalah zat padat yang amorf atau setengah padat, tidak larut didalam air tetapi larut didalam alkohol atau pelarut organik lainnya dan membentuk sabun dengan alkali. Biasanya disamping zat-zat damar terdapat juga minyak menguap, hasil peruraian ester-ester damar, zat warna, zat pahit dsb
  • Damar gom (Gummi resina)yaitu campuran alami dari gom, minyak dan resin. Sering disebut juga damar lendir. Contohnya : Asofoetida, Myrrh
  • Oleoresin yaitu campuran alami yang homogen dari resin didalam minyak menguap. Contohnya : Terpentin, Kanada balsam, Cubeba
  • Balsamum adalah campuran dari resin dengan asam sinamat atau benzoin atau kedua-duanya atau ester-esternya dengan minyak menguap. Contohnya : Benzoin, Perubalsam, Styrax
  • Didalam beberapa hal diketemukan resin didalam ikatan glikosidal, ikatan ini disebut glukoresin atau glikoresin misalnya yang terdapat didalm Ipomoeae, Jalapa dan Podophyllum.
Atas dasar yang sama TSIRCH membagi damar-damar sebagai berikut:
a. Damar ester atau ester harza, diantaranya :
  1. Damar benzoe, contohnya : Benzoe siam, benzoe sumaetera, styrax, balsamum tolutanum, balsamum peruvianum.
  2. Damar gom. Contohnya : Asafoetida, Galbanum, Ammoniacum.
Damar ester adalah jenis-jenis damar yang isi utamanya adalah
  • Ester dari resinol atau alkohol damar yang tidak berwarna dengan reagen tannin dan bentuknya kristalin.
  • Ester dari resinotanol, berwarna dengan reagen tannin dan bentuknya amorf. Damar benzoe hanya mengandung ester saja sedang damar gom selain ester juga mengandung gom.
b. Damar resin atau resin harza
Yang biasanya disebut dengan resin resin saja atau poli-oksiresin. Sebagian ada yang masih mengandung gom seperti Myrrh dan Olibanum. Contohnya : Mastiks dan Damar.
c. Damar asam resin atau resinosaur harze
TSIRCH mengutamakan isi asam-asam resinat yang terdapat bebas didalam damar dan menggolongkan jenis ini didalam resinosaur harze. Contohnya : Terebinthinae, Colophonium, Oleum terebinthinae, Balsamum canadensis, dll.
d. Damar-damar berwarna atau farb-harze
Meskipun kadang-kadang disebut sebagai gummi resina atau gom resin tetapi sama sekali bukan gom, karena gom adalah suatu zat yang kalau dalam air akan mengembang dan kemudian larut, tetapi resin sama sekali tidak larut dalam air. Kemudian dengan diketemukannya bahan-bahan polimer sinterik, maka pengertian resin sekarang lebih luas sehingga meliputi juga polimer-polimer yang mempunyai sifat-sifat fisis yang khas dan mempunyai fungsi yang sama dengan resin dari alam.
Contoh : Gummi gutti
Simplisia yang mengandung resin , Damar resin , Resin, Coloproni. (USP, NF)
1.Colophonium, Colophony resin.
Adalah suatu resin padat yang diperoleh dari tanaman Pinus palustris Miller dan spesies lain dari Pinus Linne (suku pinaceae). Pembuatan Oleorresin yang masih kotor, hasil penyadapan dari tanaman pinus, dimasukkan kedalam bejana tembaga dan dipanasi dengan air.
Sifat- sifat colophonium yang digunakan dalam dunia faramasi adalah suatu massa yang tembus cahaya, seperti gelas, berwarna kuning pucat atau warna amber, dan biasanya terdapat dalam keadaan terpecah-pecah dan diliputi dengan serbuk keputih-putihan.
Kegunaan colophonium dalam dunia farmasi adalah pembuatan serata, plester, dan salep-salep.
2. Imperatae rhizoma ( akar alang-alang )
Akar alang-alang adalah akar tinggal. T.A= Imperata cylindrica Beauv dengan suku Gramineae. Panjang rhizoma 4 cm atau lebih, beruas, berkeriput memanjang, tebal 2-4 mm, warna kuning jerami, tiap ruas diliputi sisik tipis.
Susunan isi: asam kersik, damar, dan logam alkali.
Kegunaannya adalah sebagai diuretika dalam bentuk dekokta, dosis 4-12 gram.
3. Caricae Radix ( akar pepaya )
Akar pepaya adalah akar cabang Carica papaya L dengan suku Caricaceae. Simplisia ini merupakan potongan-potongan yang lurus atau bercabang, warna coklat muda atau putih kecoklatan, bagian kulit tebal garis tengah 1-3 cm. Rasa pahit khelat
Susunan isi : terutama papaine, terdapat pula K. Mironat mirosin, papayatin, damar dan tannin.
Penggunaannya adalah sebagai sebagai antelmentika dalam bentuk dekokta, dosis 8-12 gram.
4. Meuremiae Tuber (bidara upas)
Bidar upas terdiri dari irisan-irisan umbi Merremia mammosa Hai fillius.Suku convolvulaceae. Umbi berbentuk serupa kerucut warna coklat tua, banyak akar-akar serabut. Panjang 4-10 cm, lebar puncak 1-3 cm.
Susunan isi : damar, zat pahit dan pati.
Penggunaannya : sebagai ekspektoransia, antiseptik (obat kumur).
5. Syzygii Semen (Biji Jamblang)
Biji jamblang adalah biji Eugenia cumini Merr. Suku Mirtaceae.
Susunan isi : minyak menguap 0,5 %, zat penyamak 6 %, Asam galus, Asam elag, pati 40 %, minyak lemak, damar, glukosida yamboiin.
Penggunaannya : Obat kencing manis dalam bentuk infus 2,5-6 gram.
6. Biglobisae Semen (Biji kedawung)
Biji kedawung adalah biji Parkia biglobosa Bentham. Suku leguminosa. Bau seperti petai, rasa agak pahit. Biji bulat memanjang, pipih, dekat tepi biji terdapat garis rusuk melingkar warna coklat tua kehitaman, pangkal biji berwarna coklat kemerahan.
Susunan isi : Glikosida, damar, tannin, garam-garam alkali.
Penggunaannya : Sebagai obat mulas dan obat diare.
7. Tinosporae Cortex (Brotowali)
(Suku Menispermaceae), rasa amat pahit. Simplisia merupakan keping-keping tipis-tipis panjang dengan banyak tonjolan-tonjolan dan beralur memanjang, warna coklat tua kehitaman.
Susunan isi : damar warna hijau kekuningan, alkaloid.
Penggunaan : sebagai tonikum, obat demam.
8. Guazumae Folium (Daun Jati belanda)
Daun jati belanda adalah daun Guazuma ulmifolia Lamarch var. Tomentosa suku Sterculiaceae. Bau aromatik, rasa agak khelat. Helai daun berbentuk bulat telur, ujung daun berbentuk jantung yang kadang-kadang tidak setengkup, tepi daun bergerigi, permukaan daun kasar warna hijau kecoklatan sampai coklat muda. Panjang 8-15 cm.
Susunan isi : Lendir, zat penyamak dan damar alkaloid.
Penggunaan : Obat langsing.
9. Andrograpidis herba (sambiloto)
Herba sambiloto adalah bagian diatas tanah tanaman Andrograpis paniculata Nees suku Acanthaceae.
Pemerian : Tidak berbau dan rasa pahit. Batang tidak berambut tebal 2-6 mm, persegi empat daun bersilang berhadapan, bentuk lidah tombak, panjang 2-7 cm, lebar 1-3 cm, rapuh, tipis tidak berambut, ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun rata. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan, permukaan bawah berwarna hijau pucat, tangkai daun pendek.
Susunan isi : Asam karsi, damar, logam alkali.
Penggunaan : Diuretik, antipiretik.
10. Sindorae Fructus (Saparantu)
Separantu adalah buah Sindora sumatrana Minuel. Suku leguminose.
Pemerian : bau lemah, rasa khelat.
Susunan isi : Minyak lemak, pati, zat penyamak, damar, gom.
Penggunaan : Astringensia.

Read More ...

Latest Stories

 

Mekanika Kekuatan Material : Puntiran


1. Pengertian Puntiran

 Puntiran adalah suatu perlakuan yang terhadap material yang diberikan torsi  yang tegak lurus terhadap diameter material terssebut pada kedua ujungnya secara berlawanan.


2. Diagram Tegangan Regangan

Kekuatan bahan bukanlah kriteria satu-satunya yang harus diperhitungkan dalam perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan
derajat lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan menetapkan pemilihan bahan sifat ini ditetapkan dengan membuat pengujian bahan dan membandingkan hasilnya dengan standar yang telah ada.
Gaya luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh gaya penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya internal tadi dikatakan berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih mengerti hakekat gaya internal ini, marilah kita perhatikan apa yang terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula harus ditegaskan bahwa dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit. Proses pembebanan ini dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat singkat, namun tak akan pernah sesaat.                                                                                                                                                                                                  Bila gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini mengakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk menentang gaya yang ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah, perubahan bentuk benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga bertambah sampai pembebanan mencapai harga akhirnya.
            Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan berlawanan, sehingga keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam keadaan tegang dan terenggang. Dapat dilihat nanti bahwa kedua keadaan ini pasti berhubungan, tegangan dalam bahan harus didampingi regangan dan sebaliknya. Untuk menyederhanakan perhitungan, seringkali lebih mudah bila diperhatikan ‘benda tegar’, namun ini hanya merupakan suatu konsep; karena ada bahan yang tegar sempurna, dan tidak ada benda nyata yang dapat menahan beban,tanpa sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
            Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua oleh suatu bidang khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan setimbang karena pengaruh gaya luar yang bekerja padanya dan gaya-gaya internal (yaitu gaya antar molekul) yang bekerja pada bidang khayal ini. Intensitas tegangan (untuk mudahnya biasanya disebut ‘tegangan’) di suatu titik pada bidang, didefinisikan sebagai gaya internal per satuan luas.
Tegangan dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus pada bidang yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai dengan arah gaya, dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat (compressive). Bila gaya internal sejajar dengan bidang yang diamati, didapat tegangan tangensial atau geser. Seringkali resultan gaya pada elemen luasan membentuk sudut dengan bidang luasnya. Dalam keadaan semacam itu, gaya tersebut diuraikan menjadi komponen normal dan tangensial, serta menghasilkan kombinasi tegangan-tegangan normal geser.
            Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan. Ada dua macam regangan. Bahan dapat membesar atau mengecil dan menghasilkan regangan normal; atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang satu terhadap yang lain dan menghasilkan regangan geser. Untuk batang dalam keadaan tarik atau komprensi sederhana, akibat yang paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang, yaitu regangan normal. Intensitas regangan (biasanya disebut ‘regangan’ saja) untuk regangan normal, didefinisikan sebagai perbandingan perubahan ukuran 

 

 Diagram Tegangan & Regangan


3. Puntiran Poros Berpenampang Lingkaran.

             Akibat puntiran murni pada poros berpenampang lingkaran adalah timbulnya tegangan geser murni dalam bahan. Bila poros dibagi menjadi dua bagian oleh bidang transversal khayal, akan terlihat bahwa permukaan-permukaan pada kedua pihak dari bidang ini cenderung berputar, relatif yang dianggap terdiri dari lapisan-lapisan tipis transversal yang jumlahnya tak terhingga, masing-masing relative berputar sedikit terhadap lapisan berikutnya bila torsi diberikan, akibatnya poros akan terpuntir. Pergerakan angular salah satu ujung relative terhadap yang lain disebut sudut puntiran.
              Tegangan puntir disebabkan oleh momen puntir yang bekerja pada penampang batang. Dalam menganalisa tegangan puntir, momen torsi yang biasanya dinyatakan dalam vektor rotasi diubah menjadi vektor translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan. Lipatan jari tangan menunjukkan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor translasi. Seperti halnya gaya aksial, tegangan puntir muncul (momen puntir ada) bila batang tersebut dipotong. Metode irisan tetap digunakan untuk mendapatkan momen puntir dalam, sehingga tegangan puntir dapat dicari.
Gambar Poros Yang Mengalami Puntiran

4. Puntiran pada kawat baja

          Tali/kawat baja sering dipakai pada mesin-mesin pengangkat sebagai salah satu perangkat mesin pemindah bahan. Dibandingkan dengan rantai, tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a. Lebih ringan
b. Lebih tahan terhadap sentkan
c. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi
d. Keandalan operasi yang lebih tinggiTali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan b = 130 sampai 200 kg/mm2. dimana dalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi.
Salah satu hal yang dapat menyebabkan puntiran pada kawat baja yaitu proses pembuatan yang dilakukan dengan pemintalan (penganyaman) yang akan menyebabkan timbulnya gaya internal pada kawat baja. Hal lain yang dapat menyebabkan puntiran adalah kawat diberi pembebanan maka pintalan tadi cenderung akan mengecil sehingga juga akan menyebabkan puntiran pada kawat.
Pada saat tali ditekuk  maka akan timbul gaya-gaya yang rumit pada kawat yang terdiri dari tarikan, tekanan dan puntiran, oleh karena itu sangatlah sulit untuk mendeteksi gaya-gaya yang terjadi.
5. Tali Baja Anti Puntir

         Perkembangan terakhir pada pembuatan tali baja menghasilkan jenis tali baja yang anti puntir. Tali yang demikian diproduksi oleh The Odessa Rope Works. Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan untaian dibentuk sesuai dengan kedudukannya di dalam tali. Akibatnya tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal.
         Tali ini mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung tali ini tidak disimpul. Sifat ini akan mempermudah penyambungan anyaman tali.
Diantara keunggulan tali ini dibandingkan tali biasa yaitu :
a. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal
b. Lebih fleksibel

6. Karakteristik Baja da Kuningan

a. Karakteritik Baja
             Baja karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan murah oleh karena itu umumnya sebagian besar baja komersial hanya mengandung karbon dengan sedikit paduan lain. Baja karbon rendah (C < 0,3%) memiliki kekuatan sedang dengan keuletan yang sangat baik dan digunakan dalam kondisi anil atau normalisasi untuk keperluan konstruksi jembatan, bangunan, kendaraan, dan kapal laut.
Baja karbon (0,3 < C < 0,7 %) sedang dapat dicelup untuk membentuk martensit disusul dengan penemperan untuk meningkatkan ketangguhan disamping kekuatan yang telah dimilikinya.
Baja karbon tinggi (0,7 < C < 1,7 %) biasanya dicelup agar keras disusul dengan penemperan pada 250 derajat celcius sehingga dapat dicapai kekuatan yang memadai dengan keuletan yang memenuhi persyaratan untuk per,die dan perkakas potong.
Modulus Elastisitas baja :        E = 2,01 x 10^6 kg/cm^2
b. Karakteristik Kuningan
            Berbeda dengan baja karbon kuningan adalah logam tahan karat, selain itu juga kuningan memiliki keuletan yang lebih baik dibandingkan dengan baja. Tetapi tingkat kekerasan dan ketangguhan kuningan lebih rendah dibandingkan dengan baja. Sedangkan untuk konduktivitas listrik kuningan lebih baik daripada baja.
Modulus Elastisitas Kuningan     E = 9.17×10^5 kg/cm^2

7.  Macam-macam Diagram Tegangan-Regangan

  •     Berikut ini adalah macam-macam diagram tegangan-regangan untuk beberapa material:
Gambar a.1 : Baja Karbon Rendah

Gambar a.2 : Besi Cor
Gambar a.3 : Bahan Polimer
Gambar a.4 : Paduan Al-2%Cu
Read More ...

Latest Stories

Elemen Mesin adalah Bagian-bagian suatu konstruksi yang mempunyai bentuk serta fungsi tersendiri, seperti baut-mur, pene , pasak, poros, kopling, sabuk-pulli, rantai- sprocket, roda gigi dan sebagainya.
Dalam penggunaan elemen mesin bias berfungsi sebagai elemen pengikat, elemen pemindah atau transmisi, elemen penyangga elemen pelumas, elemen pelindung dan sebagainya.
Read More ...

    bola

    News