Mekanika Kekuatan Material : Puntiran
1. Pengertian Puntiran
Puntiran
adalah suatu perlakuan yang terhadap material yang diberikan torsi
yang tegak lurus terhadap diameter material terssebut pada kedua
ujungnya secara berlawanan.
2. Diagram Tegangan Regangan
Kekuatan
bahan bukanlah kriteria satu-satunya yang harus diperhitungkan dalam
perencanaan struktur. Kekakuan bahan selalu sama pentingnya. Dengan
derajat
lebih kecil, sifat seperti kekerasan, ketangguhan, dan keliatan
menetapkan pemilihan bahan sifat ini ditetapkan dengan membuat pengujian
bahan dan membandingkan hasilnya dengan standar yang telah ada.
Gaya
luar (eksternal) yang diberikan pada suatu benda harus diimbangi oleh
gaya penentang yang ada di dalam bahan. Bahan yang mempunyai gaya
internal tadi dikatakan berada dalam keadaan tegang. Untuk lebih
mengerti hakekat gaya internal ini, marilah kita perhatikan apa yang
terjadi bila suatu benda diberi beban. Mula-mula harus ditegaskan bahwa
dalam praktek, semua beban bekerja sedikit demi sedikit. Proses
pembebanan ini dapat diselesaikan dalam selang waktu yang sangat
singkat, namun tak akan pernah sesaat.
Bila
gaya dikenakan pada suatu benda, maka bentuk benda akan berubah dan
molekul-molekulnya bergeser sedikit dari posisi awalnya. Pergeseran ini
mengakibatkan timbulnya gaya-gaya antar molekul, yang tergabung untuk
menentang gaya yang ditimbulkan oleh beban tadi. Bila beban bertambah,
perubahan bentuk benda makin besar dan gaya-gaya antar molekul juga
bertambah sampai pembebanan mencapai harga akhirnya.
Gaya-gaya di dalam benda mengadakan reaksi yang sama dan
berlawanan, sehingga keadaan setimbang tercapai. Bahan sekarang dalam
keadaan tegang dan terenggang. Dapat dilihat nanti bahwa kedua keadaan
ini pasti berhubungan, tegangan dalam bahan harus didampingi regangan
dan sebaliknya. Untuk menyederhanakan perhitungan, seringkali lebih
mudah bila diperhatikan ‘benda tegar’, namun ini hanya merupakan suatu
konsep; karena ada bahan yang tegar sempurna, dan tidak ada benda nyata
yang dapat menahan beban,tanpa sebelumnya mengalami perubahan bentuk.
Bila benda berbeban yang disebutkan diatas dibagi menjadi dua
oleh suatu bidang khayal, maka tiap bagian harus berada dalam keadaan
setimbang karena pengaruh gaya luar yang bekerja padanya dan gaya-gaya
internal (yaitu gaya antar molekul) yang bekerja pada bidang khayal ini.
Intensitas tegangan (untuk mudahnya biasanya disebut ‘tegangan’) di
suatu titik pada bidang, didefinisikan sebagai gaya internal per satuan
luas.
Tegangan
dibedakan menjadi dua jenis. Bila gaya internal tegak lurus pada bidang
yang diamati, maka didapat tegangan normal atau langsung, dan sesuai
dengan arah gaya, dapat bersifat tarik (tensile) atau mampat
(compressive). Bila gaya internal sejajar dengan bidang yang diamati,
didapat tegangan tangensial atau geser. Seringkali resultan gaya pada
elemen luasan membentuk sudut dengan bidang luasnya. Dalam keadaan
semacam itu, gaya tersebut diuraikan menjadi komponen normal dan
tangensial, serta menghasilkan kombinasi tegangan-tegangan normal geser.
Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang
disebut regangan. Ada dua macam regangan. Bahan dapat membesar atau
mengecil dan menghasilkan regangan normal; atau lapisan-lapisan bahan
dapat bergeser yang satu terhadap yang lain dan menghasilkan regangan
geser. Untuk batang dalam keadaan tarik atau komprensi sederhana, akibat
yang paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang, yaitu
regangan normal. Intensitas regangan (biasanya disebut ‘regangan’ saja)
untuk regangan normal, didefinisikan sebagai perbandingan perubahan
ukuran
Diagram Tegangan & Regangan
3. Puntiran Poros Berpenampang Lingkaran.
Akibat puntiran murni pada poros berpenampang lingkaran
adalah timbulnya tegangan geser murni dalam bahan. Bila poros dibagi
menjadi dua bagian oleh bidang transversal khayal, akan terlihat bahwa
permukaan-permukaan pada kedua pihak dari bidang ini cenderung berputar,
relatif yang dianggap terdiri dari lapisan-lapisan tipis transversal
yang jumlahnya tak terhingga, masing-masing relative berputar sedikit
terhadap lapisan berikutnya bila torsi diberikan, akibatnya poros akan
terpuntir. Pergerakan angular salah satu ujung relative terhadap yang
lain disebut sudut puntiran.
Tegangan puntir disebabkan oleh momen puntir yang bekerja
pada penampang batang. Dalam menganalisa tegangan puntir, momen torsi
yang biasanya dinyatakan dalam vektor rotasi diubah menjadi vektor
translasi dengan menggunakan aturan tangan kanan. Lipatan jari tangan
menunjukkan arah vektor rotasi dan jari jempol menunjukkan vektor
translasi. Seperti halnya gaya aksial, tegangan puntir muncul (momen
puntir ada) bila batang tersebut dipotong. Metode irisan tetap digunakan
untuk mendapatkan momen puntir dalam, sehingga tegangan puntir dapat
dicari.
Gambar Poros Yang Mengalami Puntiran
4. Puntiran pada kawat baja
Tali/kawat baja sering dipakai pada mesin-mesin pengangkat
sebagai salah satu perangkat mesin pemindah bahan. Dibandingkan dengan
rantai, tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a. Lebih ringan
b. Lebih tahan terhadap sentkan
c. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi
d. Keandalan operasi yang lebih tinggiTali baja terbuat dari
kawat baja dengan kekuatan b = 130 sampai 200 kg/mm2. dimana dalam
proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan
digabung dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis
kawat baja yang tinggi.
Salah satu hal yang dapat menyebabkan puntiran pada kawat baja yaitu
proses pembuatan yang dilakukan dengan pemintalan (penganyaman) yang
akan menyebabkan timbulnya gaya internal pada kawat baja. Hal lain yang
dapat menyebabkan puntiran adalah kawat diberi pembebanan maka pintalan
tadi cenderung akan mengecil sehingga juga akan menyebabkan puntiran
pada kawat.
Pada saat tali ditekuk maka akan timbul gaya-gaya yang rumit pada kawat
yang terdiri dari tarikan, tekanan dan puntiran, oleh karena itu
sangatlah sulit untuk mendeteksi gaya-gaya yang terjadi.
5. Tali Baja Anti Puntir
Perkembangan terakhir pada pembuatan tali baja menghasilkan
jenis tali baja yang anti puntir. Tali yang demikian diproduksi oleh The
Odessa Rope Works. Pada tali ini sebelum dipintal setiap kawat dan
untaian dibentuk sesuai dengan kedudukannya di dalam tali. Akibatnya
tali yang tidak dibebani tidak akan mengalami tegangan internal.
Tali ini mempunyai kecenderungan untuk terurai walaupun ujung
tali ini tidak disimpul. Sifat ini akan mempermudah penyambungan anyaman
tali.
Diantara keunggulan tali ini dibandingkan tali biasa yaitu :
a. Distribusi beban yang merata pada setiap kawat sehingga tegangan internal yang terjadi minimal
b. Lebih fleksibel
6. Karakteristik Baja da Kuningan
a. Karakteritik Baja
Baja karbon merupakan unsur pengeras besi yang efektif dan
murah oleh karena itu umumnya sebagian besar baja komersial hanya
mengandung karbon dengan sedikit paduan lain. Baja karbon rendah (C <
0,3%) memiliki kekuatan sedang dengan keuletan yang sangat baik dan
digunakan dalam kondisi anil atau normalisasi untuk keperluan konstruksi
jembatan, bangunan, kendaraan, dan kapal laut.
Baja karbon (0,3 < C < 0,7 %) sedang dapat dicelup untuk membentuk
martensit disusul dengan penemperan untuk meningkatkan ketangguhan
disamping kekuatan yang telah dimilikinya.
Baja karbon tinggi (0,7 < C < 1,7 %) biasanya dicelup agar keras
disusul dengan penemperan pada 250 derajat celcius sehingga dapat
dicapai kekuatan yang memadai dengan keuletan yang memenuhi persyaratan
untuk per,die dan perkakas potong.
Modulus Elastisitas baja : E = 2,01 x 10^6 kg/cm^2
b. Karakteristik Kuningan
Berbeda dengan baja karbon kuningan adalah logam tahan
karat, selain itu juga kuningan memiliki keuletan yang lebih baik
dibandingkan dengan baja. Tetapi tingkat kekerasan dan ketangguhan
kuningan lebih rendah dibandingkan dengan baja. Sedangkan untuk
konduktivitas listrik kuningan lebih baik daripada baja.
Modulus Elastisitas Kuningan E = 9.17×10^5 kg/cm^2
7. Macam-macam Diagram Tegangan-Regangan
- Berikut ini adalah macam-macam diagram tegangan-regangan untuk beberapa material:
Gambar a.1 : Baja Karbon Rendah
Gambar a.2 : Besi Cor
Gambar a.3 : Bahan Polimer
Gambar a.4 : Paduan Al-2%Cu
Categories: